Arsip

Archive for the ‘Tasawuf’ Category

Sholat, Jihad, Dan Shodaqoh

26 Oktober, 2008 Tinggalkan komentar

Khutbah ini diringkas dari maidhoh Almukarom Kyai Moch. Muchtar Mu’thi
dalam pengajian Lailatul Mubarokah 17 Romadlon 1429 H, di  Losari – Ploso – Jombang

Didalam kitab “Tanbighul Ghofilin” (Pengingat orang lupa) karangan Moch. Nashor bin Ibrohim – Samarkand, pada bab Fadhlush Shodaqoh (keutamaan shodaqoh) halaman 113 terdapat sabda Rosululloh SAW keterangan dari Shohabat Abi Dzarr Al Ghiffari yang berbunyi “Assholatu ‘imaadul islam, wal jihaadu tsanaamul amal, wasshodaqotu syai’un ‘ajiibun wasshodaqotu syai’un ajiibun, wasshodaqotu syaiun ajiibun”. “Sholat itu tiang Islam, berjuang dengan sungguh-sungguh (jihad) adalah luhurnya amal, shodaqoh itu sesuatu yang ajaib, shodaqoh itu sesuatu yang ajaib, shodaqoh itu sesuatu yang ajaib.”

Dalam hadits ini Rosululloh menyebut tentang shodaqoh sebanyak tiga kali. Baca selengkapnya…

Kategori:Tasawuf

Manthiqut Thair

24 Oktober, 2008 6 komentar

Dikisahkan segala burung di dunia yang dikenal atau tidak dikenal datang berkumpul. Mereka sama-sama memiliki satu pertanyaan, siapakah raja mereka. Di antara mereka ada yang berkata, “rasanya tak mungkin negeri dunia ini tidak memiliki raja. Maka mustahillah bila kerajaan burung-burung tanpa penguasa! Jadi kita semua memiliki Raja. Ya.. Raja.”

Semua burung tertegun, seperti ada keraguan yang mengawang-awang. “Keadaan semacam ini tak bisa dibiarkan terus menerus. Hidup kita ini akan percuma bila sepanjang hayat kita, kita tidak pernah mengetahui dan mengenal siapa Raja kita sesungguhnya.”

Masing-masing dari mereka masih berfikir dan terdiam. Lalu kembali ada yang berteriak, “lalu apakah yang harus kita lakukan?” Baca selengkapnya…

Kategori:Tasawuf

Masnawi Rumi (cuplikan)

28 Juli, 2008 10 komentar

                                              SEBERAPA JAUH ENGKAU DATANG!

Sesungguhnya, engkau adalah tanah liat. Dari bentukan mineral, kau menjadi sayur-sayuran. Dari sayuran, kau menjadi binatang, dan dari binatang ke manusia. Selama periode ini, manusia tidak tahu ke mana ia telah pergi, tetapi ia telah ditentukan menempuh perjalanan panjang. Dan engkau harus pergi melintasi ratusan dunia yang berbeda.

JALAN

Jalan sudah ditandai.
Jika menyimpang darinya, kau akan binasa.
Jika mencoba mengganggu tanda-tanda jalan tersebut,
kau melakukan perbuatan setan.

EMPAT LAKI-LAKI DAN PENERJEMAH

Empat orang diberi sekeping uang.

Pertama adalah orang Persia, ia berkata, “Aku akan membeli anggur.”

Kedua adalah orang Arab, ia berkata, “Tidak, karena aku ingin inab.”

Ketiga adalah orang Turki, ia berkata, “Aku tidak ingin inab, aku ingin uzum.”

Keempat adalah orang Yunani, ia berkata, “Aku ingin stafil.”

Karena mereka tidak tahu arti nama-nama tersebut, mereka mulai bertengkar. Mereka memang sudah mendapat informasi, tetapi tanpa pengetahuan.

Orang bijak yang memperhatikan mereka berkata, “Aku tidak dapat memenuhi semua keinginan kalian, hanya dengan sekeping uang yang sama. Jika kalian jujur percayalah kepadaku, sekeping uang kalian akan menjadi empat; dan keempatnya akan menjadi satu.”

Mereka pun tahu bahwa sebenarnya keempatnya dalam bahasa masing-masing, menginginkan benda yang sama, buah anggur.

AKU ADALAH KEHIDUPAN KEKASIHKU

Apa yang dapat aku lakukan, wahai ummat Muslim?
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,
bukan Majusi, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut.
Bukan dari Sumber Alam,
bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:
surga atau neraka;
Bukan dari Adam, istrinya Adam,
taman Surgawi atau Firdaus;
Tempatku tidak bertempat,
jejakku tidak berjejak.
Baik raga maupun jiwaku: semuanya
adalah kehidupan Kekasihku …

Baca selengkapnya…

Kategori:Tasawuf

Diskusi Imam Al-Ghazali

13 November, 2007 7 komentar

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya, lalu beliau bertanya  :

Imam Ghazali: “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?”
Murid 1: “Orang tua”
Murid 2: “Guru”
Murid 3: “Teman”
Murid 4: “Kaum kerabat”
Imam Ghazali: “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati (Surah Ali-Imran :185).

Imam Ghazali: “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
Murid 1: ” Negeri Cina ”
Murid 2: “Bulan”
Murid 3: “Matahari”
Murid 4: “Bintang-bintang”
Iman Ghazali: “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama”. Baca selengkapnya…

Kategori:Tasawuf

Serat PEPALI

2 September, 2007 2 komentar

Jalma luwih medharken mamanis,

Kang cinatur Kitap Tafsir Alam.

Tinetepan umpamane:Ingkang segara agung,

Lawan papan kang tanpa tulis,

Tunjung tanpa selaga,

Sapa gawe iku? Kalawan jenenging Allah.

Lan Muhammad anane ana ing endi?

Ywan sirna ana apa?


Artinya:

Manusia terpilih membentangkan perihal yang sedap/

Yang dibicarakan dalam Kitab Tafsir Alam./

Dinyatakan misalnya:/Samudera besar,/

Dan tempat yang tak bertulis,/

Teratai yang tak berkuncup,/

Siapa yang membuat?/Dan nama Allah/

dan Muhammad dimana adanya?/

Bila lenyap apa yang masih ada?

 


Damar murup tanpa sumbu nenggih,

Godhong ijo ingkang tanpa wreksa,

Modin tan ana bedhuge,

Sentek pisan wus rampung,

Tanggal pisan purnama sidi,

Panglong grahana lintang, Iku semunipun, Kang sampun awas ing cipta.

Aja sira katungkul maca pribadi,

Takokna kang wus wignya.

Baca selengkapnya…

Kategori:Tasawuf

Menyembah yang kuasa

2 September, 2007 2 komentar

 

Orang sering ingin menyembah dan merasa sudah menyembah pada Yang Kuasa. Hal itu terdorong oleh berbagai ajaran yang diperolehnya. Salah satu ajaran menerangkan bahwa rumah itu ada pembuatnya yakni manusia, maka bumi dan langit dengan semua isinya pasti ada juga pembuatnya, yaitu Yang Kuasa. Ia dinamakan Yang Kuasa sebab ia kuasa membuat apa saja yang tak mungkin dibuat oleh manusia. Bahkan Yang Kuasa itu pun memberikan hidup serta penghidupan jiwa dan raganya. Malah, anak, istri, dan suaminya juga pemberian Yang Kuasa. Angin, hujan, matahari dan lain-lain termasuk pemberian Yang Kuasa.

Oleh karena Yang Kuasa itu yang memberikan segala sesuatu, maka pantas sekali jika orang memohon dan menghaturkan terima kasih kepadanya. Andaikata ia tidak diberi matahari, betapa besarnya biaya langganan listrik Aniem (nama perusahaan listrik zaman kolonial Belanda) yang harus dibayarnya. Oleh karenanya orang lalu menyembah dan memohon kepada Yang Kuasa. Baca selengkapnya…

Kategori:Tasawuf