Arsip

Archive for September, 2007

Buya AR Sutan Mansyur

18 September, 2007 3 komentar

Ahmad Rasyid Sutan Mansur. Ia lahir di Maninjau, Sumatera Barat pada Ahad malam Senin 26 Jumadil Akhir 1313 Hijriyah yang bertepatan dengan 15 Desember 1895 Masehi. Ia anak ketiga dari tujuh bersaudara yang merupakan karunia Allah pada kedua orang tuanya, yaitu Abdul Somad al-Kusaij, seorang ulama terkenal di Maninjau, dan ibunya Siti Abbasiyah atau dikenal dengan sebutan Uncu Lampur. Keduanya adalah tokoh dan guru agama di kampung Air Angat Maninjau. Ahmad Rasyid memperoleh pendidikan dan penanaman nilai-nilai dasar keagamaan dari kedua orang tuanya. Di samping itu, untuk pendidikan umum, ia masuk sekolah Inlandshe School (IS) di tempat yang sama (1902-1909). Di sinilah ia belajar berhitung, geografi, ilmu ukur, dan sebagainya. Baca selengkapnya…

Serat PEPALI

2 September, 2007 2 komentar

Jalma luwih medharken mamanis,

Kang cinatur Kitap Tafsir Alam.

Tinetepan umpamane:Ingkang segara agung,

Lawan papan kang tanpa tulis,

Tunjung tanpa selaga,

Sapa gawe iku? Kalawan jenenging Allah.

Lan Muhammad anane ana ing endi?

Ywan sirna ana apa?


Artinya:

Manusia terpilih membentangkan perihal yang sedap/

Yang dibicarakan dalam Kitab Tafsir Alam./

Dinyatakan misalnya:/Samudera besar,/

Dan tempat yang tak bertulis,/

Teratai yang tak berkuncup,/

Siapa yang membuat?/Dan nama Allah/

dan Muhammad dimana adanya?/

Bila lenyap apa yang masih ada?

 


Damar murup tanpa sumbu nenggih,

Godhong ijo ingkang tanpa wreksa,

Modin tan ana bedhuge,

Sentek pisan wus rampung,

Tanggal pisan purnama sidi,

Panglong grahana lintang, Iku semunipun, Kang sampun awas ing cipta.

Aja sira katungkul maca pribadi,

Takokna kang wus wignya.

Baca selengkapnya…

Kategori:Tasawuf

Menyembah yang kuasa

2 September, 2007 2 komentar

 

Orang sering ingin menyembah dan merasa sudah menyembah pada Yang Kuasa. Hal itu terdorong oleh berbagai ajaran yang diperolehnya. Salah satu ajaran menerangkan bahwa rumah itu ada pembuatnya yakni manusia, maka bumi dan langit dengan semua isinya pasti ada juga pembuatnya, yaitu Yang Kuasa. Ia dinamakan Yang Kuasa sebab ia kuasa membuat apa saja yang tak mungkin dibuat oleh manusia. Bahkan Yang Kuasa itu pun memberikan hidup serta penghidupan jiwa dan raganya. Malah, anak, istri, dan suaminya juga pemberian Yang Kuasa. Angin, hujan, matahari dan lain-lain termasuk pemberian Yang Kuasa.

Oleh karena Yang Kuasa itu yang memberikan segala sesuatu, maka pantas sekali jika orang memohon dan menghaturkan terima kasih kepadanya. Andaikata ia tidak diberi matahari, betapa besarnya biaya langganan listrik Aniem (nama perusahaan listrik zaman kolonial Belanda) yang harus dibayarnya. Oleh karenanya orang lalu menyembah dan memohon kepada Yang Kuasa. Baca selengkapnya…

Kategori:Tasawuf