Beranda > Opiniku > Demokrasi Kita (bangsa Indonesia), DEMOKRASI PANCASILA

Demokrasi Kita (bangsa Indonesia), DEMOKRASI PANCASILA

Demokrasi, sebuah kata sakti dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah kata yang setiap Negara/ bangsa selalu mengagungkannya. Saking saktinya kata tersebut sampai memiliki pengaruh yang luar biasa hebatnya. Meskipun sebagian masyarakat tidak paham apa sebenarnya yang didemokrasi, kekuasaan-kah, Keadilan-kah, Pendidikan-Kah atau Cuma pendapat/aspirasi saja. Kalau demokrasi diartikan sebagai kebebasan dalam mengeluarkan pendapat, berarti itu hanya demokrasi dalam lingkup mengeluarkan pendapat. Lalu dimanakah letak Demokrasi Pendidikan? Demokrasi Keadilan? Demokrasi beragama? (ya binggung kalo sudah begini).

Ya karena itu tidak terlepas dari peran Amerika dan sekutunya yang mengklaim sebagai polisi dunia/Negara paling demokrasi, dengan menggunakan dalih ini dia (amerika,red) menutupi tujuan terselubungnya. Coba diingat perlakuan Amerika terhadap Afganistan, Iraq dan yang terakhir memojokkan Iran dengan isu Nuklirnya, Apakah itu demokrasi? (anda bisa lihat buktinya sendiri).Wong dia boleh memiliki Nuklir, Kenapa orang lain tidak boleh kalo itu baik & kalo itu jahat kenapa dia memilikinya??? Ya beginilah cirri-ciri Kapitalis dan Komunis dengan kedok apapun, tetntunya ini buka pemimpin tentunya ini bukan polisi dunia tapi penjajah dunia lebih tepatnya.       

Lalu bagaimana dengan Indonesia, lah ini lagi lebih parah sudah tidak tau apa itu demokrasi ikut-ikutan demokratis, karena tidak paham malah jadinya kapitalis, buktinya : biaya pendidikan yang tinggi tetntu hanya bias dirasakan sebagian orang berduit, lalu bagaimana dengan petani, nelayan, buruh, ya tentu tidak mampu. Apa ini demokratis? (demokratis jangan  hanya diartikan sebagai kebebasan mengeluarkan pendapat saja kita tertipu, tetapi demokratis itu juga kebebasan belajar, pendidikan, keadilan, ekonomi dll).        

Lalu kita ini enaknya apa? Ngapain niru yang tidak jelas kita punya demokrasi sendiri yaitu DEMOKRASI PANCASILA. Ya ini sudah jelas dan cocok dengan kita. Sama halnya dengan setiap Negara/bangsa memiliki cirri masing-masing. Contonya makanan, yang cocok dengan lidah kita ya sambal bukan moyonesnya Amerika. Kembali kedemokrasi Pancasila kita, sudah sangat jelas dan cocok dengan kita, mari kita lihat satu persatu sila di Pancasila:

KETUHANAN YANG MAHA ESA, dimana letak demokrasinya ?

  •  Apakah disini disebutkan hanya mengkhusukan kepad salah satu agama saja? Tentu tidak-kan, tentunya Yang Maha Esa menurut keyakina masing-masing. Disini tidak ada unsure pemaksaan bahwa agama A atau B yang paling beanar/salah. Apakah ini bukan Demokrasi??

KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAP, diamana demokrasiny?

  • Sila ini sudah jelas, kemanusiaan Adil dan Beradap, bahwa keadilan ini milik siapa saja, keadilan pendidikan, keadilan hokum, keadilan ekonomi. Bukan milik orang kaya thok, pejabat thok, koruptor thok, tukang sayur thok tapi milik semua. Apakh sila ini diksusukan utnuk satu golongan saja? Apakah ini bukan demokrasi namanya????

PERSATUAN INDONESIA

  • n      Sudah jelas bahwa Indonesia itu kekuatan utamanya da di persatuan. Persatuan itu tidak ada yang lebih baik atau buruk, lebih tinggi atau lebih rendah, suku A lebih baik dari Suku B atau sebalikanya, semua memiliki kedudukan sma sebagai komponen bangsa. Apakh ini tidak Demokrasi???

KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN.

  • Ini sudah Jelas! Apakah ini bukan Demokrasi???

KEADILAN SOSILA BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA.

  • Ini jelas sekali, keadilan social harus merata, apa ini bukan demokrasi????? 

Mari Berpikir: 

  1. Apakah kita sudah melaksanakan DEMOKRASI PANCASILA?
  2. Apakah kita sudah melaksanakan DEMOKRASI PENDIDIKAN?
  3. Apakah Kita pernah merenung Apa Demokrasi KITA???
  4. Apakah Kita pernah berpikir kita mau Apa???
  5. Apakah Kita pernah merenung musuh kita siapa???
  6. Apakah Kita pernah merenung yang merongrong bangsa kita Siapa???
  7. Apakah Kita pernah berpikir kemajuan kita sampai mana???
  8. Apakah Kita pernah merasa pendidikankita sudah dirasakan oleh semua pihak?
  9. Apakah Kita sudah pernah mengenalkan makana pancasila pada generasi muda??
  10. Apakah kita pernah berpikir bagaimana Negara kita 20 tahun lagi?
  11. Atau kita hanya berpikir yang pendting SAYA, SAYA dan SAYA?
  12. APAKAH, APAKAH, APAKAH KITA SUDAH SADAR ????????

………………………….         Marilah Kta Berseeeru Indonesia Bersatu         Hiduplah Tanahku, Hiduplah Negriku, bangsaku, Rakyatku Semuaaanya..         Bangunlah Jiwanya bangunlah badanya Untuk INDONESIA RAYA.       ……………………….. 

garuda.jpg

      Cinta Tanah Air Sebagian dari Iman

Kategori:Opiniku
  1. 15 November, 2007 pukul 2:47 am

    apa gunanya pancasila di indonesia sekarang ini, toh buktinya negara tidak memilikinya, negara tidak pernah memperhatikan rakyat pemerintah hanya sibuk dengan urusan yang tidak masuk akal, dilain sisi rakyat juga sibuk dengan hal-hal yang sangat bertentangan dengan pancasila, ke mana pancasila kita sekarang ini,

    #xendro says:
    Pancasila tidak dimana-mana, Pancasila tidak di pemerintah, Tapi Pancasila ada dihati kita masing-masing, pancasila ada dihati anak Bangsa yang mencintai negaranya. Pancasila harus kita tumbuhkan dan lestarikan dihati kita yang pada akhirnya akan menular kelingkungan kita, maka dengan sendirinya akan menyebar keseluruh Tanah Air Indonesia…..Mulailah dari kita sendiri…..

    • neyzabencianarkis
      8 Maret, 2010 pukul 3:02 pm

      betul banget…. pancasila tidak terukir dibwh brng garuda, tp terukir dlm hati setiap orng yg mencintai negaranya,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

    • ami
      3 Mei, 2010 pukul 5:48 pm

      Indonesia itu konsepnya sudah bagus, cuma pelaksanaanya j yg ancur…
      Klo mw dperbaiki y dri atas dlu…. mulai dari pribadi/moral para pejabat yang ada diatas sana, pendidikan yang melatarbelakangi mereka, baru ke bawah…. ….
      Mka na qt sbg penerus bangsa harus rajin, seenggaknya ketika menggantikan para pendahulu kita, bisa lebih baik dari mereka…

    • Asmi
      31 Oktober, 2011 pukul 9:17 am

      Janganlah kita saling menyalahkan, apalagi menyalahkan Pancasila. Saya memang minoritas dalam suatu hal, tapi saya sangat bersyukur karena masih ada Pancasila. Saya tidak dapat membayangkan apabila Pancasila dihapuskan dari Indonesia, pastinya akan kacau negeri kita ini. Pancasila itu sudah sangat bagus dan “merakyat”, tinggal kita saja sebagai pelaksananya. Jangan menunggu contoh, tapi jadikanlah diri kita contoh!!!
      Kasihan para pendahulu kita jika ‘gak mau bangkit…

  2. daniar
    6 Agustus, 2008 pukul 11:44 am

    ah, barang buatan sukarno saja diagung-agungkan setengah mati…

    #XENDRO

    Pancasila itu bukan buatan Bung Karno, pancasila itu adalah jiwa dari seluruh bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke dalam budaya apapun baik itu Jawa, Bali, Dayak, Aceh, Papua, Lombok…

    Setiap Budaya selalu berketuhanan
    setiap Budaya selalu menjunjung Nilai Kemanusiaan
    Setiap Budaya selalu mengedapankan Musyawarah
    Setiap Budaya selalu mengedepankan kesejahteraan

    Anda apakah pernah melihat dan mempelajari itu…. Itu adalah Jiwa bangsa Indonesia ..
    Bung Karno hanya penggali Pancasila, Belia hanya mengeluarkan saripati Jiwa bangsa Indonesia untuk di gunakan sebagai dasar negara Indonesia yang Tujuan dari Negara Indonesia adfalah mensejahterakan Bangsa Indonesia dari Sabang Samapai Merauke…

    Dan satu lagi bagaimana itu buatan Bung karno jelas -jelas terdapat dalam kitab Negarakertagama dan di kitab Sotasoma..yang jauh ada sebelum Bung Karno Lahir..lalu bagaimana Bisa Pancasila itu buatan Bung Karno????

    Anda jangan berpikiran sempit luaskan pendangan Anda…kalau mau diskusi lebih lanjut silahkan Email ke ini Xendro102000@yahoo.com, atau ketemu langsung nanti saya jelaskan semuanya, saya berada di surabaya..Ayo kalo mau diskusi jangan hanya bisa komentar trus sembunyi…..

    thx

    • Asmi
      31 Oktober, 2011 pukul 9:22 am

      curhat atau mengungkapkan isi hati itu boleh, tapi sebaiknya curhat itu tidak hanya membeberkan masalah tanpa tanggungjawab..Gunakan curhat untuk mencari solusi yang tepat atas permasalahan yang ada.
      Jadi ya nek curhat gag boleh asal-asalan berbicara..nuwun.
      Tetap semangad membangun Indonesia.!!!

  3. Hadi Purnomo
    24 Agustus, 2008 pukul 6:50 pm

    Mas saya maw diskusi ttg situasi Indonesia. Bagaimana saya bisa mnghubungi anda? Bisa berikan saya alamat dan no telpon . .

    #xendro:
    Terima kasih, Sudah saya kirim lewat E-mail Anda…

  4. 17 September, 2008 pukul 11:34 am

    bung karno pasti menagis disana jika bangsa indonesia tidak memakai pancasila sebagai alat untuk berkebangsaan

    salam andri di surabaya

    buat mas xendro minta alamatnya donk
    pengen nih ngumpul2 membedah apa yg perlu di bedah

    salam

    sangakn paraning dumadi

    # Xendro :
    Sudah Saya kirim Mas kontaknya ke alamat e-mail sampeyan, terima kasih

  5. 26 September, 2008 pukul 11:34 am

    mas, menurut anda . .

    demokrasi yang paling tepat buat Indonesia sekarang apa ya mas???

    apa demokrasi liberal, demokrasi pancasila atau mas punya pendapat lain tentang sistem politik yang tepat buat Indonesia???

    regards . . .

    # xendro

    Yang jelas ya demokrasi PANCASILA karena itu saripati kebudayaan bangsa Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Nusantara sampai Indonesia..

  6. huck
    5 Desember, 2008 pukul 9:56 pm

    tampak nya demokrasi pancasila
    tidak konkret lg d mata bgsa indonesia

    liat z publik figure indonesia
    apa mereka menjunjung tinggi nilai itu

    mereka sprtinya pengen bebas
    negara kt bkn menjunjung kekuasaan absolut

    mereka lebih condong pada demokrasi liberal

    begitu jg dengan masyarakat nya
    demokrasi kt menjunjung tinggi yang namanya
    norma2 kesopanan
    liat z
    mrk smw terliat ingin bebas
    bebas dr segala peraturan

    tak dapat di sangkal
    mereka mengindentifikasi
    para pemimpin dan publik figure
    apa yang seharusnya kt lakukan sbg generasi penerus?????

    kt sbg generasi muda jng hanya menjwb
    jangan mengikuti ato instropeksi diri z
    krn memang hanya itu jawaban yang sering keluar
    dan merupakan jwban yang memuakkan

    gmn pendapat nya????

  7. aena
    10 Desember, 2008 pukul 8:49 pm

    wow…..
    itu yang ptm kli ingin saya sampaikan,,,
    oh ya klu mo diskusi lewat almat yg mn ya
    hehehe,,,mklum mas gaptek..
    kLu saya berfikir ttg indonesia…capek beud,,pusing lyt kondisi negara neh palagi kasus2 di tv

    #xendro says : lewat ini ya dav_0987654321@yahoo.com makasih…

  8. 15 Desember, 2008 pukul 4:58 pm

    demokrasi di negara ini sudah menambah bengkaknya utang negara, lupakan demokrasi……..

  9. septian hadi
    15 Desember, 2008 pukul 7:50 pm

    hem…demokrasi…demokrasi…
    yah gitulah Indonesia Demokrasinya sedikit kurang (mengena).
    Tapi aku selaku anak bangsa ini tetap akan berjuang bagaimana menjadi penerus yang baik…
    supaya anak cucuku nanti bangga terhadap bangsa ini meski bangsa ini sering di cemooh oleh orang lain dan bangsa lain.
    YAKUSA Indonesiaku!!!
    I WILL LOVE TILL I DIE

  10. daytona
    13 April, 2009 pukul 4:23 pm

    komen nya para generasi penerus kayak diatas ya? so pathetic !!!! sepertinya banyak yang harus masih belajar tentang demokrasi. Pancasila? tidak perlu diragukan lagi. Yang paling terlihat jelas dari Pancasila adalah, Pancasila BUKAN paham demokrasi. Pancasila adalah sistem keadilan sedangkan demokrasi adalah sistem kemenangan kuantitatif. Bisa dianalogikan seperti ini, kalau 90% orang Indonesia adalah koruptor, pemilu dengan sistem demokrasi pasti menghasilkan pemimpin yang korup dan sistem nya yang korup juga. Karena apa, ya karena sebagian besar pemilihnya koruptor. Sistem macam itukah yang dibanggakan? Bagaimana dengan sisa penduduk yang 10%, andaikata mereka adalah para nasionalis sejati, cendekiawan berbudi, pengusaha yang jujur, PNS yang tekun, kaum miskin yang ikhlas?
    Apa yang berusaha ditegakkan oleh sistem demokrasi? apakah kualitas ditentukan oleh kuantitas?coba dipikirkan matang-matang !!!!

    • sapto MS
      7 Juni, 2010 pukul 5:00 pm

      ANDA MUNGKIN TIDAK PERNAH MENDENGAR TAHUN 70-AN INDONESIA DIPUJI OLEH AMRIK KARENA KEBIJAKAN DEMOKRASI YANG DIJALANKAN YAITU “DEMOKRASI PANCASILA” Karena Pada jaman susah itu indonesia tetap hidup rukun ayem tentram berdampingan satu dengan yang lain padahal indonesia baru berusia sekitar 30 tahuan merdeka dengan bebagai latar belakang segi kehidupan, derajat, martabat, dan sosial, karena dalam pembentuikan negari RI ini bukan didasari oleh Sistim Demokrasi murni karena kita dahulu adalah bagian-bagian, atau negara kepulauan, dan setiap pulau itu ada rajanya masing-masing yang nota bene adalah orang keturunan raja, nah kalau di amerika itu tidak seperti indonesia, dulunya merika itu tanah kosong yang tak berpenghuni, kemudian datanglah orang-orang kulit putih menjadikan tahnah tadi sebagai tempat tinggal dan jadila suatu negara, beda dengan indonesia, dan konon sampai sekarang orang amrika masih meneliti kebedaraan nusantara ini dari keturunan siapa dan dari mana ? inilah kalau rakyat suatu negeri tidak mengerti akan sejarahnya sendiri maka begini jadinya, asal-asalan atau asal bapak senang, sampai kapanpun indonesia akan tetap seperti ini kalau seorang pemimpin bukan dari yang ahli dan mengerti tentang negeri ini, contoh anda membawa mobil anda harus tahu seluk beluk mobil itu, kalau tidak sama saja ngawur dapatnya, kalau sekarang ini sok-sokan sok pinter, sok pandai, sok hebat hilang hetnya tinggal sok-nya aja, mengapa sekarang indonesia bisaterpuruk seperti ini baik segi teknologinya, sosialnya, kambtibnya, malah malasya yang dulunya berkaca ke sini malah jadi baik ? ini disebabkan karena sok tadi sok bisa, sok jago, sok pinter, sok alim, sok pandai sok berilmu, pada semua itu hanya sok-sok an alias etok-etoke. kalau bahasa indonesia ya akal-akalan, kalau akal dan matahati bagus tapi kala akal-akalan nggak mas. mengada-ada makanya satu perkara belum selesai sudah muncul perkara baru dan sesungguhnya itu diada-adakan hukum dan kebijakan itu, itu karena tidak berpegang teguh kepada “Demokrasi Pancasila”

  11. daytona
    13 April, 2009 pukul 4:25 pm

    oh ya, untuk mas Xendro, saya tidak membela Anda, tp sy memang belum tahu banyak tentang pandangan Anda. thx

  12. indira
    29 Mei, 2009 pukul 10:18 am

    Saya setuju banget sama penulis artikel ini!
    Saya sebagai generasi muda, kalo perlu tahu umur saya sekarang masih 16 tahun, sangat miris melihat komentar-komentar pesimis di bawah artikel ini yang mengatakan bahwa demokrasi pancasila udah nggak cocok dengan budaya Indonesia.
    Sekarang gini aja deh,
    Gimana caranya kita sebagai warga negara dari NEGARA KESATUAN Republik Indonesia bisa bersatu kalo nggak ada keinginan dari warganya untuk bersatu?
    Mas Xendro bener banget dengan menyatakan bahwa kesadaran untuk menjalankan Demokrasi Pancasila ini sebenernya hanya akan tumbuh kalo kita MAU untuk menumbuhkannya.
    Yang namanya kesadaran dengan kata dasar “SADAR” ya harus dimulai dari diri kita sendiri. Orang lain nggak akan bisa untuk memaksa kita untuk sadar kalo kitanya emang lagi pingsan.
    Bagi masmas di atas yang merasa bahwa Indonesia sedang di ujung tanduk, harap sadar bahwa yang membuat Indonesia menuju ujung tanduk ya mereka-mereka yang berpikiran seperti itu!
    Apa salahnya sih berpikiran optimis?
    Apa salahnya sih bermimpi Indonesia akan menjadi negara yang amat sangat dielu-elukan?
    Dengan bermimpi, maka akan ada motivasi dari nurani kita sendiri untuk memembenahi diri.
    Di dalam teknologi, kalo hardware dan software-nya udah bagus banget tapi brainware-nya letoy, hardware-nya ya nggak akan bisa beroperasi dengan baik dong, ya nggak?
    Jadi, mulai sekarang coba deh untuk selalu berpikiran optimis terhadap masa depan bangsa ini.
    Daripada terus-terusan bilang “Rumput tetangga selelu terlihat lebih hijau” bukankah lebih baik kita bekerja keras untuk menghijaukan rumput kita sendiri?
    🙂
    Semangat ya, Mas Xendro!

    • xendro
      29 Mei, 2009 pukul 9:53 pm

      @indiria : terima kasih Indira, kita harus tetap optimis dan menatap ke depan lebih baik, karena darah kita darah merah putih, menjelekkan Indonesia sama saja dengan menjelekkan diri kita sendiri, ddan itu bertentangan dengan agama apapun, jika anda mau diskusi lebih lanjut buka http://www.blog.opshid.org

    • sapto MS
      7 Juni, 2010 pukul 5:25 pm

      Betul mas dunia ini penuh lika dan liku penuh hitam dan putih jadi anda sebagai generasi muda harus bisa membawa indonesia dalam kejayaan seperti semula jangan dengari orang yang pesimis, karena memang didunia ini selalu ada dua sifat type “kafir dan beriman”, “benar dan salah”,”siang dan malam” jadi untuk anda sering menggunakan akal dan matahati jika ingin melihat sesautu yang haq, atau kebenaran yang hakiki, karena benar menurut A belum tentu benar menurut B, benar menurut si B belum tentu benar menurut Si C dan Si A, namun semua itu ada tersimpan kebenaran hakiki yang sudah tidak bisa ditawar dan didebati lagi, karena sesungguhnya orang yng berdebat itu ada dua kemungkian 1. A negerti B tidak mengerti akan hal itu, 2. B mengerti A tidak mengerti Akalan Hal itu 3. A dan B sama-sama nggak mengerti akan hal itu, sebab kalau A dab B sama-sama mengerti atau paham pasti tidak akan terjadi debat karena dua-duanya telah mendaptkan kebenaran yang hakiki yang tidak bisa dibantah lagi oleh ketiganya, atau kesemuanya. ini mah “Ahlusunah wal jamaah” heehhe. jadi sering kita lihat sekarang banyak hal 1,2,3 itu terjadi zaman sekarang ini dan akhirnya karena kurang akal okol main, karena itu tadi sama-sama nggak ngetinya…..

      • sapto MS
        7 Juni, 2010 pukul 5:29 pm

        Maklum sudah akhir zaman… kata imam bukhari pada akhir jaman banyak anak muda pandai baca alquran tapi nggak ngerti maknanya, ya benar mas bukhari wong dia cuma baca tok, trus nggak negerti artinya apa yang harus dilakukan dengan ayat itu ya tidak melakukan apa-apa wong namanya nggak ngerti artinya mana bisa tahu maksud dan tujuannya ayat itu ?

  13. 17 Juli, 2009 pukul 2:31 pm

    tugs kita hanya menjalankan dan menikmati…mari kita bentuk pribadi masing2 untuk menumbuhkan budaya demokrasi. demokrasi tetap sakti untuk selamanya.

  14. shely
    7 September, 2009 pukul 11:51 am

    ayoo kita bersama-sama mencintai, menghormati, dan menjunjung tinggi demokrasi pancasila..

  15. tori
    13 September, 2009 pukul 3:44 pm

    saya pernah denger bahwa pancasila pencetuse bukan bung karno thok tapi seluruh kerajaan dinusantara ini dikumpulkan oleh bung karno termasuk kyai juga. akhirnya tercipta poncosilo( 5 adab/tatakrama ) juga mencetuskan UUD45.
    bukan sembarang orang yang mencetuskan. benar2 demi rakyat bukan demi golongan atau perorangan. coba kupas pasal 33 UUd45 kita yang isinya segala yang menghidupi orang banyak maka dikelola oleh negara diatur oleh negara. tapi kita lihat sekarang ini listrik atau minyak misalnya yang ngelola siapa ? andai negara pasti ndak ada kisruh harga disesuaikan kemampuan rakyat, barang itu untuk rakyat untuk kesejahteraan tapi kalau yang ngelola bukan negara wah pasti harganya ndak kecandak oleh rakyat coba apa ndak hebat pemikiran UUD 45 yang sesungguhnya, ……..

  16. 30 September, 2009 pukul 3:14 am

    Demokrasi sistem iblis yang memporak porandakan

    Ilmu politik demokrasi mengenal semacam black hole dalam tata politik, populer disebut the dark-side of democracy (sisi gelap demokrasi). Melalui proses yang demokratis, akan terjadi transformasi kedaulatan menjadi kewenangan. Karena merupakan turunan kedaulatan, maka ruang lingkup pemegang kewenangan terbatas.

    Namun, karena posisinya di pucuk piramida kekuasaan, pemegang kewenangan leluasa menentukan corak kepolitikan satu negara. Transformasi sifat populis menjadi elitis dalam ajaran demokrasi terjadi di sini. Hukum besi munculnya oligarki dalam politik seperti diutarakan Robert Michels tak terhindari. Sekali oligarki terbentuk, semangat untuk mengeksploitasi dan mempertahankan kekuasaan terjadi.

    Wujud nyata semangat ini adalah berani mengambil kebijakan tidak populis pada periode awal jabatan, lalu kembali ke kebijakan populis pada akhir masa jabatan. Dengan cara ini pemilih diharapkan ingat kebijakan populis yang berpihak kepada rakyat di akhir jabatan, dibanding mengingat kebijakan tidak berpihak kepada rakyat pada awal jabatan (Alvarez and Glasgow, Do Voters Learn from Presidential Election?, 1997).

    Dari sketsa itu tampak, elite amat berkepentingan memelihara memori pendek rakyatnya. Apalagi dalam masyarakat Indonesia yang permisif, mudah memaafkan. Melalui permainan isu dan pengendalian informasi, rakyat bisa dibuat bingung bahkan frustrasi oleh elite yang mereka pilih.

    Tak dapat dipungkiri bahwa yesus mati karena faham demokrasi, ketika ada dua opsi untuk membebaskan yesus atau barabas,maka berdasarkan suara terbanyak (bukan berdasarkan kebenaran) sebagian besar orang yahudi itu menginginkan yesus dihukum dan barabas dibebaskan…….demokrasi tumbuh dengan darah para Nabi yang mengalir, sebab mereka harus dihukum berdasarkan tuduhan masyarakat luas bahwa para Nabi itu adalah penyesat yang harus dibinasakan….Sesungguhnya demokrasi adalah system yang pengkudetaan terhadap kekuasaan ALLAAH & Penghancur pancasila yang notabebene sebagai weltanschauung atau bahan baku ideologi.sila yang mana pada tiap tiap sila terkandung grundnorm (norma dasar sebagai pesuposisi kehadiran sutau prinsip) sebagaimana pembukan uud 1945 adalah merupkaan grundnorm, dan batang tubuh merupakan statsfundamentalnorm. ketuhanan YANG MAHA ESA,tuhan yang dimaksud adalah ALLAAH YANG MAHA PENGASIH sesuai yang termaktub dalam pembukan uud 1945. disila kesatu ini adalah hukum asal bahwa di Indonesia diharamkan tumbuhnya penyembahan kepada berhala,atau tuhan yang lebih dari satu,Sila pertama merupakan wujud bagi wajibnya rakyat Indonesia menerapkan Hukum ALLAAH sebagai bukti penghambaan kepadaNYA, bagi umat Islam sendiri wajib berhukum dengan hukum ALLAAH, nash Quran menjelaskan barang siapa yang tidak berhukum dengan Hukum ALLAAH & RasulNYAadalah kafir (QS 5:44-47,50) lihat juga QS 47:33 yang penjelasannya ada pada sabda Nabi: Kutinggalkan kepadamu 2 perkara bila kamu berpegangan dengan keduanya kamu tidak pernah tersesat selamanya , KitabuLLAH dan Sunnah RasulNYA (Sunan Tirmidzi Kitabul Manasik:56, Ibnu Majah:84, Imam Malik Kitab Qadhar:3,dengan sanad Amru bin Auf-AbduLLAAH bin Amr-Katsir bin AbduLLAH, Katsir perawi matruk menurut Ahmad,tapi hadits ini shahih secara matan,yang diperkuat pula dengan hadits berikut) : “siapa membenci SunnahKu maka dia bukan dari golonganku (Musnad Ahmad 4,dengan sanad Mujahid-Manshur-Jarir-Yahya) : “ilmu itu hanya ada 3 : KitabuLLAH yang berbicara Sunnah yang telah lalu, dan ucapan Aku tidak tahu ( dinukil dalam al I’lam nya Ibnu Qayyim, al Faqih nya Al Khatib al Baghdadi dengan sanad Ibnu Umar-Nafi-Malik), , dan inilah statsfundamentalnorm (norma fondasi perundang undangan), sebagian besar ahli murjiah menyatakan bahwa kekafiran itu bukan kekafiran yg sebenarnya berdasarkan atsar ibnu Abbas RA, tapi itu pernyataan yang tidak dilandaskan pada keilmuan yang benar, satu hal yang perlu dicatat karena apa yang datang dari itu hanyalah atsar shahabat, dan atsar tidak dapat mengalahkan Quran dan As Sunnah Ash Shahihah, apalagi ada kritik tentang Hisyam bin Hujair sebagai perawi, berkata ahli hadits Dia tsiqah. Dan diringkas oleh Al-Hafidz dengan ucapan beliau : Dia shaduq dan memiliki beberapa kekeliruan. Yahya Al-Qaththan mendhaifkannya, demikian pula Imam Ahmad dari Ibnu Ma’in dalam sebuah riwayat, mka hadits yang yang ada padanya kritik walau selemah apapun tidak dapat dijadikan hujjah untuk membantah penjelasan yang telah sharih dan bahkan lebih sharih. dengan penerapan Hukum ALLAAH maka akan dicapai keadilan karena hanya ALLAAH yang MAHA ADIL (lihat mazmur 7:12), begitu juga sebagaimana ditetapkan didalam bible, begitu banyak perintah menjalankan Hukum ALLAAH, “percayalah kepada tuhan dengan segenap hatimu, jangan kamu bersandar pada pengertianmu sendiri ( amsal 3:5) “percuma mereka beribadah kepadaKU sebab yang mereka lakukan hanyalah perintah orang”(Matius 15:9), dengan nash ini seharusnya merasa malu orang yang mengaku diri mereka agamis tapi tetap menggunakan produk hukum selain yang dari ALLAAH. “berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri diatas jalan orang berdosa, yang tidak duduk didalam kumpulan pencemooh, yang kesukaannya adalah Taurat, dan merenungkan Taurat itu siang dan malam” ( Mazmur 1:1-2) ,maka penerapan Hukum ALLAAH adalah implementasi dari keadilan tuk menuju peradaban mulia sebagaimana tersirat dalam sila ke 2.persatuan Indonesia tidak dapat terwujud selama partai politik masih ada dinegeri ini,karena keberadaan partai2 tsb hanya memperparah persengketaan yang dibangun diatas sentimen belaka (primordialisme),dan ini bertolak belakang dari nilai pancasila sebagai alat pemersatu.ALLAAH hanya menciptakan Insan berbangsa bangsa bukan berpartai.maka rakyat haruslah dikuasai oleh bapak bangsa yang berhikmat (bukan presiden) dengan mengoptimalkan kepala suku masing2 yang memiliki kepribadian yang bijaksana sebagai wakil rakyat (bukan dpr).sesuai dengan sila ke 4.dengan itu semua maka keadilan sosial bagi rakyat akan dapat terwujud.Pancasila bukan musuh Islam,tapi dengan pancasilalah kedigjayaan pemerintahan Islam semakin dapat terbentengi, pancasila sudah sempurna untuk dijiwai dalam konsep bermasyarakat yang strukturnya mengharuskan harmonisasi terhadap keberagaman (bhineka tunggal ika). disinilah akhirnya dapat kita tetapkan bahwa konsep Hukum yang tepat bagi Indonesia ini adalah berhukum sesuai dengan keyakinan masing2,yang paling penting diadakan pemidanaan terhadap pelanggaran keyakinan,contohnya umat Islam yg tidak shalat jumat dipenjara,orang nasrani yg tdk mingguan digerela dipenjara,org yahudi yg tdk kesinagog hari sabtu dipenjara juga.pengadilan agama berada diatas pengadilan negara.presiden bukanlah kepala pemerintahan tapi dia hanyalah kepala jongos alias pegawai administrasi (opsorsing perusahaan negara).trias politika digantikan dengan centralisasi kekuasaan yg dipegang oleh bapak bangsa.bapak bangsa adalah sekaligus pemimpin tertinggi militer dan kepolisian.kami mengajak siapapun utk berdialog berdasarkan disiplin ilmu pengetahuan yang benar.
    kontak person
    0813 832 832 34
    Muhammad Tamim Pardede alias abu Ghazi.
    Kunjungi situs kami,situsnya kaum Nasionalis Pancasilais yang tetap teguh dengan penerapan system pemerintahan dan kewajiban Hukum ALLAAH.
    http://www.tri-falaq-tunggallistik.com. Semoga ALLAAH melimpahkan RahmatNYA kepada para PejuangNYA.amin

  17. 13 Oktober, 2009 pukul 11:41 pm

    gue cuma tanya bagaimana iplementasi demokrasi pancasila dalam era reformasi sekarang ini?

  18. 13 Oktober, 2009 pukul 11:43 pm

    demokrasi

  19. 15 Oktober, 2009 pukul 10:32 pm

    harus memahami ideologi nasionalis, agama dan komunis. Orang tak bisa menjadi nasionalis sempit, islam sempit, atau marxisme salah kaprah. Saat gagasan Nasakom ditulis pada tahun 1926, Bung Karno mengatakan “Nasionalis sejati yang cinta pada tanah air itu bersendi pada pengetahuan atas susunan ekonomi dunia dan bukan semata-mata timbul dari kesombongan bangsa semata, nasionalis yang bukan chaovinis harus menolak segala paham pengecualian yang sempit budi itu, nasionalis yang sejati yang nasionalismenya itu bukan semata-mata bukan suatu copy atau tiruan dari nasionalisme barat akan tetapi timbul dari rasa cinta dan kemanusiaan.
    http://www.formadem.blogspot.com
    Email:formadem@yahoo.co.id

    • sapto MS
      7 Juni, 2010 pukul 5:13 pm

      Memang mas tapi semua itu disesuaikan dengan keadaan rakyantnya sendiri, dan semua itu telah tertulis dalam kitab yang disebut UUD’45, Jadi kalau istilah “Demokrasi Pancasila namanya dan UUD 45 itu Kitabnya” sama seperti ini “Islam itu namanya Alquran itu Kitabnya” jadi antara keduanya ada keterkaitan dan hubung yang erat karean kebijak-kebijakan mengikuti UUD 45, karena seuatu perkara tidak akan berhasil kalau hanya teori saja atau praktek yang benar adalah Teori dan praktik, sejalan apapun itu apalgi dalam agama. jangan kita agamanya islam kitabnya alkitab atau primbon itukan salah kaprah, islam ya kitabnya alquran, kristen ya alkitab itu baru pas. jangan dipas-paskan anggak apik, sesuatu yang dipkasakan nggak baik, jadi sesungguhnya apa yang tercantum dalam UUD 45 itu sudah bagus cuman sampai sekarang tidak pernah dijalankan dan diterapkan, sama seperti alquran, alquran itu bagus cuma kalau tidak pernah menerapkannya apakah bisa dikatakan bagus atau bermanfaat? itu saja coba anda aperhatikan sudah sampai sila keberapa pimpinan kita setelah “bung karno” ini membawa bahtera indonesia ini ? coba anda renungkan sudah sampoai sila keberapa kalau anda bisa jawab nanti saya kasih reward OK

  20. 15 Oktober, 2009 pukul 10:36 pm

    Ideologi yang sama mendasari pancasila, lima prinsip yang dikemukakan sebagai dasar indonesia merdeka. Prinsip percaya kepada Tuhan yang Maha Esa dengan tidak memandang agama seseorang, sesuai dengan ajaran Teosofi tentang keesaan Tuhan dan prinsip-prinsip nasionalisme, internasionalisme, demokrasi, dan keadilan sosial. Harus diusahakan melalui struktur yang berpusat pada titik ketuhanan yang satu yang menjadi titik tolak pernyataan Soekarno. inti pancasila dalam konsep gotong royong, saling berkerja sama dan ini berarti bahwa negara dianggap sebagai tipe ideal masyarakat kampung yang diperluas. Dalam masyarakat semacam itu sama rata sama rasa selalu dapat diwujudkan dan pada waktu yang sama dianggap dapat terlaksana melalui prinsip yang berfungsi dalam apa yang disebut keluarga.

    http://www.formadem.blogspot.com
    Email:formadem@yahoo.co.id

  21. Rangga
    6 Januari, 2010 pukul 6:11 pm

    I love Indonesia…. aku akan menjaga Indonesia’ku yang tercinta! Htur nuhun artikel’na Setuju pisan! simkuring jadi terinspirasi. Bener demokrasi nu kdu dipke ku bangsa Indonesia nyaeta Demkrasi nu khas nu cocok kanggo bangsa Indonesia nyaeta Demokrasi Pancasila. Hayu urang babrengan sadayana nyatu ti sabang dugika merauke urang jadikeun bangsa Indonesia Gemah Ripah Lohjinawi.

  22. sapto MS
    7 Juni, 2010 pukul 4:24 pm

    Demokrasi yang kita punya adalah lebih sakti dari demokrasi-demokrasi yang lain karena sesungguhnya sila kesatu sampai kelima itu mencerminkan ketauhidan : yaitu demokrasi pancasila bukan demo-demokrasi yang lain, jadi for imam negeri ini tolong jang dipelencengkan dari sejarah perjuangan awal, Bukan demokrat, demokratio Liberalto, jangan ngikuti Negara amerika, karena sesungguhnya Negara amerika belum terbentuk di Indonesia/Nusa-Antara sudah ada, ngapain kita belajar sama amrik mestinya mereka belajar ke kita karena nenek moyang kita sudah lebih dulu canggih dari mereka, dengan adanya candi-candi, yang dibangun jauh sebelum amerika lahir.

  23. sapto MS
    7 Juni, 2010 pukul 4:34 pm

    Jadi kembalilah kejati diri bangsa indonesia sendiri, terjadinya kekacauan pemilu pilkada, seperti ini karena kita telah meninggalkan sejarah para pejuang bangsa ini seakan-akan orang sekarang lebih pintar dari para pahlawan yang nota bene hanya lulusan SD, Sekolah rakyat namun mereka berhasil memerdekakan bangsa ini dari Zionis Negara Penjajah, lha sekarang kita ini bisanya apa ? Ujung-ujung pilkada ricuh, pemilihan presiden ricuh, ini karena sudah jauh meningglkan Demokrasinya Pancasila, yang dianut demokrasi Orang Yahudi, setelah ricuh sepoerti sekarang ini amerika malah bersyukur dan tertawa dari gedung putih karena indonesia kacau balau, dan mereka berkata” Hai Friend, senat mreneo, lihatlah dilayar monitor, sapi-sapi dungu bagian timur sebagai kelinci percobnbaan kita sudah mulai kacau balau, berarti kita berhasil menghasut mereka khan ? hahahahahahah. senat nya pada ketawa-ketiwi dan membenarkan, maka kembalilah kajalan yang lurus dengan mengiktui “Demokrasi Pancasila” Karena inilah sesungguhnya jati diri bangsa Indonesia sebagai “Bangsa Timuran” Bukan “bangsa baratan” Kita bukan amerika dari segi adat istiadat saja sudah nggak sama. Mereka senang dengan buka-bukaan sedang kita orang timur / Indonesia masih lebih tinggi peradaban dari orang amerika,Jadi pada intinya jangan lebih pinter dari tuhan-Mu.

  24. sapto MS
    7 Juni, 2010 pukul 4:45 pm

    Bandingkan di amerika yang menjadi guru kita itu ada keajaiban dunia apa ? Nggak ada, yang ada di Indonesia Berbamacam-macam candi, beragam suku dan Budaya, banyak legend, karena sesungguhnya “indonesia Is The Best” Setahu saya Demokrasi Indonesia mulai dari kecil sampai saya ubanan ini demokrasi yang kita miliki mempunyai makna DARI RAKYAT, OLEH RAKYAT DAN UNTUK RAKYAT, Rakyat bukan hanya Aburizzal bakri rakyat indonesia, malah beliu tidak termasuk rakyat kita karena pendatang, kalau saya jelas Wong jowo Nenek moyang saya di tuban, dan blitar, yang dimaksud rakyat adalah seluruh warga indonesia, bukan seperti sekarang ini kalau mau pemilihan Presiden “SUARA RAKYAT ADALAH SUARA TUHAN” setelah menjadi Presiden terpilih “SUARA RAKYAT ADALAH SUARA SETAN” dirubah sama mereka untuk kepentingan pribadi dan kelompok mereka. Anjing menggonggong Kebijakan Belanjut, Persetan dengan rakyat kecil yang penting saya bisa kaya, bisa hidup enak tujuh turunan, padahal buykan itu yang dimaksud dengan Demokrasi Pancasila, “GEMAH RIPAH LOH JINAWI” TERCUKUPI SANDANG PANGAN LAN PAPAN, Wassalam

  25. Rizal zulkarnain
    28 Agustus, 2010 pukul 12:51 pm

    asalamualaikum wr.wb.!!!!!!SALAM 1 JIWA INDONESIA RAYA.benar Demokrasi Pancasila cocok untuk bangsa indonesia.karena bangsa ini terdiri dari bnyak agama,suku,dan budaya.Pancasila tdk condong ke 1 golongan saja tetapi merangkul semua golongan.dan smua bisa menerima kecuali mereka yang buta pancasila.

  26. 3 Desember, 2010 pukul 9:36 pm

    mnateb nih artikel buat semangat baru,,, ane ngikut aja deh gan,, hehehe

  1. 12 Januari, 2012 pukul 9:31 pm
  2. 7 Juni, 2012 pukul 7:08 am

Tinggalkan Balasan ke Asmi Batalkan balasan